Senin, 29 November 2010

Islam dilihat dari Aspek Moral

I. PENDAHULUAN
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebehagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Oleh karena itu kita harus memahami agama itu secara terinci. Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan kata din dalam bahasa Arab atau bahasa bahasa Eropa sama denga religion (Inggris), de religie ( Belanda), dan die religion ( Jerman). Dalam bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Adapun katan din mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan atau kebiasaan.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia. Akhlak, atau moral, atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan. Itulah hal yang khusus manusiawi. Dalam dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan sesudah pekerjaan itu dilakukan. Sehingga sebagai subjek yang mengalami perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
II. ISLAM DILIHAT DARI ASPEK MORAL
A. Pengertian serta persamaan antara akhlak, norma, etika, moral dan nilai.
1. Akhlak
Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian denga perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk. Dalam kepustakaan akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan ( perilaku, tingkah laku) mungkin baik, mungkin buruk.
Secara terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Budi pekerti adalah tingkah laku, perangai, akhlak, . Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.
Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran. Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
5. Perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Disini kita harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri. Ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan akhlak lebih kepada yang bersifat praktis.
2. Etika.
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Selain akhlak kita juga lazim menggunakan istilah etika. Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika membahas tentang tingkah laku manusia.
Ada orang berpendapat bahwa etika dan akhlak adalah sama. Persamaan memang ada karena kedua-duanya membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Apabila kita menlusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas persamaan dan perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah terletak pada objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas tentang baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya sumber norma, dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang bersumber dari hadist dan al Quran.
Disela – sela usaha untuk menciptakan tatanan hidup baru, pihak – pihak yang berkepentingan berusaha mencanangkan nilai – nilai moral yang diharapkan dapat ditetapkan dalam desa global ini. Para pemuka agama tidak ketinggalan untuk mengambil bagian dalam usaha besar ini. Mereka tampil sebagai suatu kekuatan untuk memformulasikan etika global yang diharapkan dapat menunjang kelangsungan tatanan hidup baru bermoral dalam sebuah desa global. Ini dikarenakan adanya kecendrungan manusia terhadap konflik dan pertumpahan darah, sebagaimana terekam dalam dialog Tuhan dan malaikat dalam QS.Albaqarah:30 berbunyi:
                     •         
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Untuk itu bila kita meminjam ucapan Hans Kung, cendikiawan asal Jerman, tidak aka nada suatu global order atau tatanan dunia yang sukses jika tidak dilengkapi dengan global ethic ( etika dunia) .
Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, terhina dsb.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
3. Moral
Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Antara etika dan moral memang memiliki kesamaan. Namun, ada pula berbedaannya, yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Menurut pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara universal (umum), sedangkan moral secara lokal. Moral menyatakan ukuran, etika menjelaskan ukuran itu.
Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan. dimana, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Istilah moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbuatannya selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia, baik buruknya sebagai manusia.
4. Norma
Norma berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku, suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat mengartikan norma sebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.
Jadi secara terminologi kiat dapat mengambil kesimpulan menjadi dua macam, yaitu:
1. Norma menunjuk suatu teknik.
2. Norma menunjukan suatu keharusan. Kedua makna tersebut lebih kepada yang bersifat normatif.
Sedangkan norma - norma yang kita perlukan adalah norma yang bersifat praktis, dimana norma yang dapat diterapkan pada perbuatan-perbuatan konkret.
Dengan tidak adanya norma maka kiranya kehidupan manusia akan manjadi brutal. Pernyataan tersebut dilatar belakangi oleh keinginan manusia yang tidak ingin tingkah laku manusia bersifat senonoh. Maka dengan itu dibutuhkan sebuah norma yang lebih bersifat praktis. Memang secara bahasa norma agak bersifat normatif akan tetapi itu tidak menuntup kemungkinan pelaksanaannya harus bersifat praktis.
5. Nilai.
Dalam membahas nilai ini biasanya membahas tentang pertanyaan mengenai mana yang baik dan mana yang tidak baik dan bagaimana seseorang untuk dapat berbuat baik serta tujuan yang memiliki nilai. Pembahasan mengenai nilai ini sangat berkaitan dangan pembahasasn etika. Kajian mengenai nilai dalam filsafat moral sangat bermuatan normatif dan metafisika.
Penganut Islam tidak akan terjamin dari ancaman kehancuran akhlak yang menimapa umat, kecuali apabila kita memiliki konsep nilai-nilai yang konkret yang telah disepakati Islam, yaitu nilai-nilai absolut yang tegak berdiri diatas asas yang kokoh. Nilai absolut adalah tersebut adalah kebenaran dan kebaikan sebagai nilai-nilai yang akan mengantarkan kepada kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat secara individual dan sosial.
B. Islam dilihat dari Aspek Moral.
Dari uraian tersebut yang dimulai dari akhlak, norma, etika, moral dan nilai. Kesemuanya itu bila disimpulkan merupakan adab manusia. Adab adalah kesopanan, tingkah laku yang pantas dan baik, kehalusan budi bahasa, tata susila, dan kesastraan. Pengertian adab adalah etiket atau tata cara yang baik dalam melakukan suatu pekerjaan, baik ibadah maupun muamalah . Karena itu ulama menggariskan adab – adab tertentu dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Misalnya member salam, adab minta izin memasuki rumah, adab berjabat tangan, adab guru, adab murid, dan lain sebagainya yang kesemuanya mengatur tatanan kehidupan manusia dalam melakukan hablum minallah wa hablum minannas.
Dari segala jalur kehidupan kita telah diatur dalam Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga umat manusia bila telah dapat mengamalkan ajaran Islam dengan kaffah, berarti telah melaksanakan nilai moral yang diridhoi oleh Allah SWT serta disenangi oleh sesama manusia. Allah berfirman dalam QS. Al Ahzab: 21 berbunyi:
                 
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Demikian juga halnya dalam hadits dijelaskan bahwa akhlak yang paling adalah akhlaknya Rasulullah saw. Dicerminkan melalui sifat – sifatnya. Oleh karena itu moralnya umat Islam harus berorientasi kepada akhlak Rasulullah saw. Dengan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah.
Menurut Milan Rianto, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam tiga hal nilai akhlak yaitu :
1. Akhlak terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2. Akhlak terhadap sesama manusia.
3. Akhlak terhadap lingkungan .

Oleh karena itu dapat kita pahami bahwa moral itu telah ada sejak adanya Islam, hanya perbedaan dalam sebutan, dimana di dunia Islam dikenal dengan akhlaqul karimah, sedangkan di dunia barat non Islam lebih mengagungkan istilah moral.

Tegasnya barang siapa mengamalkan Ajaran Islam dengan baik dan benar dengan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya. Mereka telah dapat diterima sebagai insal kamil yang memilki moral yang tinggi di hadapan Allah serta manusia. Disamping itu menyayangi alam sekitarnya.

III. KESIMPULAN
Adapun yang menjadi kesimpulan tulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan Etika membahas tentang tingkah laku manusia. Selanjutnya moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Demikian juga norma ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran. Sedangkan nilai ini biasanya membahas tentang pertanyaan mengenai mana yang baik dan mana yang tidak baik.
2. Dari pengertian antara akhlak, etika, moral, norma dan nilai. Pada dasarnya sama dimana kesemuanya mengarah kepada tolak ukur tingkah laku manusia dalam menyikapi kehidupannya yang berorientasi kepada Tuhan sebagai maha pencipta, hubungan sesama manusia dan perilaku terhadap alam sekitarnya.
3. Islam dilihat dari aspek moral adalah suatu ajaran agama yang dibawa oleh Rasulullah saw dengan berpedoman kepada Alqur’an dan hadits sebagai tolak ukur umat manusia dalam berbuat kebaikan di dunia yang akhirnya membawa kepada kesempurnaan hidup di dunia menuju alam akhirat. Dengan menerapkan metode keseimbangan.






DAFTAR PUSTAKA



Alwi Shihab, Dr. Islam Inklusif,Mizan, 2001
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Dipenogoro.
Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi Islam 1, PT Ichtiar Baru van hoeve Jakarta, 2002
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Mohammad Daud Ali, Prof,H,SH, Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers, Jakarta,
Nurul Zuriah, Dra, M.Si, Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo Persada, 2004
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988

Minggu, 14 November 2010

Tinjauan filosofis tentang Makna dan Tujuan Pendidikan Islam

I. PENDAHULUAN
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat dari segala yang ada. Kata falsafah secara harfiah berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta kepada kebijaksanaan. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha memautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman – pengalaman manusia. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab – sebab, asas – asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat secara umum yang digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Ghazalba. Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau dalam bahasa arab failosuf ( filosof).
Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan mempunyai peranan strategis dalam peningkatan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. Besarnya peranan Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari fungsi dan tujuan pendidikan agama yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 2, yaitu Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sistematis dan terencana yang dilakukan untuk membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Pengajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, tetapi bagaimana mengarahkan peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Jadi, materi pendidikan agama Islam meliputi pengetahuan tentang agama dan bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat dalam kehidupan sehari–harinya dengan menunjukkan akhlak mulia. Dalam hal ini, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Disamping itu, guru juga figur yang utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur ajaran agama Islam dalam kerangka pembentukan sikap dan watak, serta perilaku peserta didik melalui berbagai model pembelajaran yang dikembangkan di sekolah.
Namun, kenyataannya model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah masih menemui berbagai tantangan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah maupun lanjutan. Tantangan utama yang dihadapi adalah cara mengimplementasikan materi Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari siswa, di mana dalam proses penyampaian materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, seorang Guru Pendidikan Agama Islam hanya mengarahkan anak didik untuk menguasai dan menghafal materi pelajaran, tidak menekankan pada proses berfikir kritis dan sistematis sehingga anak didik tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Akibatnya, anak didik hanya pintar secara teoritis, tapi perilaku yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pendidikan Islam sebagai sebuah konsep, rumusan atau produk pikiran manusia dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengembangan potensi peserta didik tidak bersifat baku dan mutlak., tetapi bersifat relative. Sesuai dengan keterbatasan kemampuan piker dan daya nalar manusia mengkaji kandungan, nilai dan makna wahyu Allah.
Konsep pendidikan Islam yang membahas strategi, metode, media, sumber, lingkungan bahkan materi sekalipun memang harus bersifat elastic dalam arti sesuai tuntutan kebutuhan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang. Elastis disini, tidak berarti proses pendidikan Islam tidak memiliki kerangka dasar, tetapi sebagai sebuah proses tentu bukan merupakan suatu harga mati, final dan tuntas, terutama yang berhubungan dengan perangkat pendukung terjadi proses dimaksud seperti strategi, metode, media, sumber dan sebagainya.
Al-Qur’an dan Al hadits sebagai rujukan final telaahan, kajian dan sumber teliti tinjauan filosofis tentang makna dan tujuan pendidikan Islam. Filsafat pendidikan merupakan kebenaran yang mutlak yang tidak mungkin dan tidak akan terjadi perubahan. Oleh karena itu kedua bentuk wahyu Allah tersebut menjadi dasar filosofis pendidikan sekaligus dasar pendidikan Islam.
Dalam Al-Qur’an surat Al Hijr (15) ayat 9 :
  •     
9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.

II. TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM.
A. Konsep Filosofis Tentang Arti Pendidikan Islam.
Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal.
Menurut Charles E. Siberman bahwa pendidikan tidak identik dengan pengajaran yang hanya terbatas pada usaha mengembangkan intelektulitas manusia. Tugas pendidikan bukan melulu meningkatkan kecerdasan, melainkan mengembangkan seluruh aspek keperibadian manusia. Pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan kepribadian setiap manusia.
Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya, melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai – nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis dalam memahami ajaran agamanya. Namun demikian, pendekatan seperti ini masih belum diterima oleh kaum tradisionalis formalistis yang cenderung memahami agama terbatas pada ketepatan melaksanakan aturan – aturan formalistic dari pengalamana agama.

B. Landasan Yuridis Pendidikan.
Adapun landasan Yuridis pendidikan Islam di Indonesia akan berorientasi kepada landasan hukum yaitu:
1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang Undang.
2. Undang Undang RI no. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada anak didik, mengembangkan akhlak mulia, moral, kepribadian, dan kecerdasan anak didik. Memperkokoh wawasan kebangsaan yang menghargai kemajemukan demokrasi , memupuk rasa bertanggung jawab terhadaop tugas , kewajiban dan tindakan.
3. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pasal 6, ayat 1, bahwa pendidikan Agama Islam tergolong dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
4. Peraturan Presiden RI Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004 – 2009 , pasal 31, tentang Program Peningkatan Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan disebutkan bahwa kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi penyempurnaan kurikulum dan materi pendidikan Agama yang berwawasan multikultural, pengembangan konsep etika social berbasis nilai – nilai agama, metodologi pengajaran dan system evaluasi.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan keagamaan. Pasal 3 ayat 1, bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama.
Dari landasan Yuridis Pendidikan Nasional di Indonesia, maka pendidikan Islam juga telah memiliki aturan yang dibuat oleh pemerintah sebagai acuan untuk mewujudkan pencapaian tujuan.

C. Makna dan Tujuan Pendidikan Islam.
Bila kita berbicara tentang makna maka sudah barang tentu membicarakan tentang hakikat atau inti sesuatu. Bila dikaitan dengan Pendidikan Islam berarti hakikat atau inti daripada Pendidikan Islam.
Pendidikan adalah proses pembentukan budi pekerti dan akhlak iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu kegairahan , kesungguhan dan ketekunan, maupun aspek normatifnya yaitu etiket, etika dan kesusilaan. Jadi meskipun pendidikan terutama beroperasi dalam ranah efektif, ia juga berdimensi kognitif dan psikomotorik.
Dari pengertian pendidikan tersebut bila dikaitkan dengan Islam sebagai agama samawi, dalam mengajarkan kepada peserta didik haruslah beroperasi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Misalnya dalam menyampaikan materi shalat, zakat, haji dan lain sebagainya.
Islam dibangun atas 3 unsur yakni Iman, Islam dan Ihsan. Dalam perspektif Islam, iman bukan sekedar percaya kepada Allah, tetapi mencakup pula pengertian tentang siapa Allah yang kita percayai dan bagaimana kita besikap kepada-Nya serta kepada objek-objek selain Dia. Dengan demikian tekanan iman adalah amal, karena itu iman kepada Allah masih dibarengi dengan sikap taat kepada-Nya dalam bentuk ibadah dan aktualisasinya dalam bentuk amal saleh dimana pada akhirnya akan terbentuk kesalehan pribadi dan sosial.
Sementara ilmu pengetahuan atau sains adalah himpunan pengetahuan manusia yang diperoleh melalui proses pengkajian dan dapat diterima rasio. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah himpunan rasionalitas kolektif insan. Adapun teknologi adalah penerapan ilmu pengatahuan kealaman secara sistematis dalam proses produktif ekonomis untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.
Islam, melalui tatanan ajarannya menggambarkan betapa erat hubungan antara Islam dan iptek sebagai hak yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Tegasnya hubungan antara Islam dengan iptek yang dituangkan dalam sebuah kebijakan adalah sangat inheren, erat dan menyatu. Bagi Islam teknologi harus mengandung muatan nilai etika yang selalu menyertainya saat diterapkan oleh umat. Sungguhpun hebat suatu teknologi, tetapi kalu digunakan untuk menghancurkan sesama umat manusia, memusnahkan lingkungan, maka Islam tetap berada di garda terdepan untuk menghalangi hal tersebut. Jadi teknologi dalam Islam harus berorienstasi pada amar ma’ruf nahi munkar.
Pada prinsipnya tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa juga menguasai ilmu pengetahuan. Bersandar pada penegasan al qur’an tentang peran utama manusia sebagai penghamba (‘abd) yang misinya adalah menyembah Tuhannya, dan juga tugas lain manusia adalah sebagai pengelola (khalifah) yang mesti tahu cara memamfaatkan teknolgi untuk memakmurkan jagat ini.
Apresiasi yang ditunjukkan oleh umat Islam terhadap ilmu pengetahuan adalah dengan lahirnya para cendekiawan yang sedikit banyaknya telah memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu. Satu hal yang sangat menarik adalah para cendekia tersebut menunjukkan adanya perbaduan antara ilmu pengetahuan dengan iman.
Nah. Kebijakan pendidikan Islam tidak semata-mata berorientasi kepada kebutuhan ukhrawi saja, akan tetapi juga kebutuhan duniawi. Sebagai khalifatullah di bumi ini, maka manusia harus memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan iman dan taqwa. Dengan demikian akhirnya manusia sampai kepada Ihsan.
Tegasnya makna dan tujuan Pendidikan Islam itu harus berada pada ranah Rukun Islam dan Rukun Iman, sebagai perwujudan hablum minallah wa hablum minannas. Yang dapat dilihat melalui pendidikan Islam yang meliputi pembelajaran Al-Qur’an, Aqidah, tarikh, Akhlak dan Ilmu Fiqh. Kesemuanya itu bersumber pada Al-Qur’an dan Al-hadits, serta hasil ijtihad para ulama.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tinjauan filosofis tentang makna dan tujuan Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
2. Konsep pendidikan Islam yang membahas strategi, metode, media, sumber, lingkungan bahkan materi sekalipun memang harus bersifat elastic dalam arti sesuai tuntutan kebutuhan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang.
3. Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai – nilai Islam, serta bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
4. makna dan tujuan Pendidikan Islam itu harus berada pada ranah Rukun Islam dan Rukun Iman, sebagai perwujudan hablum minallah wa hablum minannas. Yang dapat dilihat melalui pendidikan Islam yang meliputi pembelajaran Al-Qur’an, Aqidah, tarikh, Akhlak dan Ilmu Fiqh. Kesemuanya itu bersumber pada Al-Qur’an dan Al-hadits, serta hasil ijtihad para ulama.

B. Saran
Adapun penulis menyarankan kepada dunia pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya para pendidik benar – benar menyampaikan materi pendidikan Agama Islam yang berorientasi kepada Tujuan .
2. Hendaknya para pemikir Islam memberikan strategi dan metode yang tepat dalam tinjauannya sehingga makna dan tujuan pendidikan tersebut dapat dilaksanakan di sekolah – sekolah.
3. Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis berterima kasih atas kritik dan saran guna perbaikan makalah ini kearah kesempurnaan.






DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syar’i, H, MPd, Filsafat Pendidikan Islam, Fustaka Pirdaus, 2005.
Andre Rinanto, Peranan Media Audiovisual Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Yayasan Kanisius, 1982.
Dept. Agama RI, Keterpaduan Materi Pendidikan Agama Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakarta: Dept. Agama RI, 2004)
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, Diponegoro.2005
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam,, Ensiklopedi Islam, Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2001

Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari Ibrah (Bandung: Cita Pustaka Media, 2006)
Jansen Sinamo, 8 Etos Keguruan, Institut Darma Mahardika, Jakarta, 2010.
Louis O. Kattsof. Pengantar Filsafat, Terj. Soejono Soemargono, dari judul asli Elements of Philosophy, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1989.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara.2003

Panduan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural, Kementerian Agama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah tahun 2010.

Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta, 1976.

Zulhairini, Dra.dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2008.

Minggu, 07 November 2010

Islam Ditinjau Dari Aspek Filsafat

ISLAM DI TINJAU DARI ASPEK FILSAFAT
Oleh
Drs. Jasa Fadilah Ginting


A. Pendahuluan
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mempersoalkan hakikat dari segala yang ada. Kata falsafah secara harfiah berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta kepada kebijaksanaan. Selain itu, filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha memautkan sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan pengalaman – pengalaman manusia. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia, Poerwadarminta mengartikan filsafat sebagai pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab – sebab, asas – asas, hukum dan sebagainya terhadap segala yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Pengertian filsafat secara umum yang digunakan adalah pendapat yang dikemukakan Sidi Ghazalba. Menurutnya, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Orang yang cinta kepada pengetahuan atau kebijaksanaan disebut philosophos atau dalam bahasa arab failosuf ( filosof).
Dari defenisi tersebut, dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik proyek formanya. Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah. Sebagai contoh, kita jumpai berbagai merk bolpoin dengan kualitas dan harga berlainan, namun intinya sama, yaitu sebagai alat tulis. Ketika disebut alat tulis, tercakuplah semua nama dan jenis bolpoin. Contoh lain, kita jumpai berbagai bentuk rumah dengan kualitas yang berbeda, tetapi intinya adalah sebagai tempat tinggal. Kegiatan berpikir untuk menemukan hakikat itu dilakukan secara mendalam. Lous O.Kattsof mengatakan bahwa kegiatan kefilsafatan ialah merenung. Akan tetapi, merenung bukanlah melamun, juga bukan berfikir secara kebetulan yang bersifat untung – untungan, melainkan dilakukan secara mendalam, radikal, sistematis, dan universal. Mendalam artinya dilakukan sedemikian rupa sehingga dicari sampai batas bahwa akal tidak sanggup lagi. Radikal artinya sampai keakar – akarnya sehingga tidak ada lagi yang tersisa, sistematis maksudnya adalah dilakukan secara teratur dengan menggunakan metode berfikir tertentu, dan universal maksudnya tidak dibatasi hanya pada suatu kepentingan kelompok tertentu, tetapi untuk seluruhnya.

B. Islam di tinjau dari aspek Filsafat

Berfikir secara filosofis selanjutnya dapat digunakan dalam memenuhi ajaran agama, dengan maksud agar hikmah, hakikat, atau inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami secara seksama. Pendekatan filosofis sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Buku berjudul Hikmah At-Tasyri’ wa Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al-uirjawi berupa mengungkapkan hikmah yang terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam. Ajaran Islam misalnya mengajarkan seseorang agar melaksanakan shalat berjama’ah. Tujuannya antara lain agar seseorang merasakan hikmah hidup secara berdampingan dengan orang lain. Dengan mengerjakan puasa misalnya, seseorang dapat merasakan lapar yang selanjutnya menimbulkan rasa iba dengan sesamanya yang hidup serba kekurangan. Demikian pula, ibadah haji yang dilaksanakan di kota Mekah, dalam waktu yang bersamaan, dengan bentuk dan gerak ibadah (manasik) yang sama dengan yang dikerjakan lainnya dimaksudkan agar orang yang mengerjakan berpandangan luas, merasakan bersaudara dengan sesame muslim dari seluruh dunia. Thawaf yang dikerjakan mengandung makna bahwa hidup harus tertuju sebagai ibadah kepada Allah semata. Mengerjakan sa’i, yakni lari – lari kecil menggambarkan bahwa hidup tidak boleh putus asa, terus mencoba. Dimulai dari Bukit Shafa yang artinya bersih dan berakhir pada Bukit Marwa yang artinya berkembang. Dengan demikian, hidup ini harus diisi dengan perjuangan yang didasarkan pada tujuan dan niat yang bersih sehingga dapat memperoleh keberkahan. Sementara itu, wukuf di Arafah maksudnya adalah saling mengenal sesama saudaranya dari berbagai belahan dunia. Demikian pula, melontarkan jamarat dimaksudkan agar seseorang dapat membuang sifat – sifat negatif yang ada dalam dirinya untuk diganti dengan sifat-sifat positif dan mengenakan pakaian serba putih maksudnya agar seseorang mengutamakan kesederhanaan, kesahajaan, dan serba bersih jiwanya sehingga tidak mengganggu hubungannya dengan Tuhan.
Demikian pula, kita membaca sejarah kehidupan para nabi terdahulu, maksudnya bukan sekedar menjadi tontonan atau sekedar mengenalnya. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, perlu ada kemampuan menangkap makna filosofis yang terkandung di belakang peristiwa tersebut. Kisah nabi Yusuf as yang digoda seorang perempuan bangsawan, secara lahiriah menggambarkan kisah yang bertema pornografi atau kecabulan. Kesimpulan itu terjadi manakala seseorang hanya memahami bentuk lahiriah dari kisah tersebut. Akan tetapi, sebenarnya melalui kisah tersebut, Tuhan ingin mengajarkan kepada manusia agar memiliki ketampanan lahiriah dan bathiniah secara prima. Nabi Yusuf as telah menunjukkan kesanggupannya dengan mengendalikan farjinya dari berbuat maksiat. Sementara secara lahiriah, ia tampan dan menyenangkan orang yang melihatnya. Makna demikian dapat dijumpai melalui pendekatan yang dapat bersifata filosofis. Dengan menggunakan pendekatan filosofis ini, seseorang dapat member makna terhadap sesuatu yang dijumpainya dan dapat pula menangkap hikmah dan ajaran yang terkandung di dalamnya. Dengan cara demikian, ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah, ia tidak akan merasakan kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin mampu menggali makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka semakin meningkat pula sikap, penghayatan, dan daya spritualitas yang dimiliki seseorang.
Pendekatan filosofis ini begitu penting dalam dunia pengetahuan, hal ini dapat kita jumpai bahwa filsafat telah digunakan untuk memahami berbagai bidang lain selain agama. Misalnya filsafat pendidikan, filsafat hokum Islam, filsafat kebudayaan, filsafat ekonomi, dan lain – lain.
Melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengamalan agama formalistik, yakni mengamalkan agama dengan susah payah, tetapi tidak memiliki makna apa – apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan dari pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistik. Misalnya sudah haji, sudah menunaikan rukun Islam yang kelima dan berhenti sampai di situ. Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Namun demikian, pendekatan filosofis ini tidak berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengalaman agama yang bersifat formal. Filsafat mempelajari segi bathin yang bersifat esotrik. Bentuk atau kulit itulah yang disebut aspek esotrik dan agama-agama dan manifestasinya dalam dunia ini menjadi religious sedangkan kebenaran yang bersifat absolut, universal, dan metahistoris adalah Religion, dan pada titik Religion inilah, titik persamaan yang sungguh-sungguh akan dicapai.
Tampak pandangan filsafat yang bercorak perenialis secara metologis memberikan harapan segar terhadap dialog antara umat beragama. Sebab melalui metode ini sesame umat beragama diharapkan menemukan transcendent unity or religion, dan dapat mendiskusikan secara lebih mendalam. Dengan demikian, terbukalah kebenaran yang hakiki. Lalu tersingkirlah kesesatan yang betul-betul sesat, meskipun tetap dalam lingkup langit kerelatifan. Dalam kedua kebenaran dan kesesatan mungkin saja terjadi pada sikap kita atau suatu kelompok tertentu yang seakan berada di posisi paling atas sehingga mengklaim yang lain sebagai berada di bawah.
Pendekatan filosofis yang bercorak perennialis ini, walaupun secara teoritis memberikan harapan dan kesejukan, belum secara luas dipahami dan diterima, kecuali oleh sekelompok kecil saja. Menurut Nasr, mengapa hanya oleh segelintir orang? Jawabannya dapat dicari dalam hakikat filsafat perennial itu sendiri. Untuk mengikuti aliran ini, seorang sarjana tidak cukup mengabdikan pikiran saja, melainkan seluruh kehidupannya. Ia menuntut suatu penghayatan total, bukan hanya sebatas studi akademis terhadap persoalan agama. Bagi aliran ini, studi agama adalah aktivitas keagamaan itu sendiri, dan mempunyai makna keagamaan. Semua studi agama hanya bermakna kalau ia memiliki makna keagamaan.
Islam sebagai agama yang banyak menyuruh penganutnya mempergunakan akal pikiran sudah dapat dipastikan sangat memerlukan pendekatan filosofis dalam memahami ajaran agamanya, yang contoh-contohnya telah dikemukakan diatas. Namun demikian, pendekatan seperti ini masih belum diterima terutama oleh kaum tradisionalis formalistis yang cenderung memahami agama terbatas pada ketepatan melaksanakan aturan-aturan formalistik dari pengalaman agama.


1. Tinjauan Al Qur’an tentang Filsafat.
Al-Qur’an sejak semula telah memerintahkan umat manusia untuk menggunakan akalnya, khususnya untuk menyingkap rahasia alam semesta yang akan menghantarkan manusia kepada keyakinan tentang adanya Tuhan yang menciptakan dan memeliharanya. Keyakinan kepada adanya Tuhan harus didasarkan atas kesadaran akal, bukan sekedar keasadaran yang bersifat teradisional yakni melestarikan warisan nenek moyang betapapun corak dan konsepnya.
Siapa saja yang meneliti sejarah Islam dengan berbagai sumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, qiyas syar’I, Ijma’ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar yang dibuat ulama-ulama kita yang saleh sepanjang zaman, akan terdapat pada setiap hal itu akan membentuk fikiran yang menyeluruh dan berpadu tentang alam jagat, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusiaan, dan akhlak. Mungkin tidak dapat hal itu membentuknya sifat universal dan berpadui ini jika dicarinya pada falsafah-falsafah ciptaan manusia, baik yang lama atau baru. Selain itu orang yang mengkaji tentang Islam pada berbagai sumbernya dengan kesadaran dan mendalam akan keluar dengan pikiran universal dan berpadu tentang falsafah wujud, falsafah pengetahuan, dan falsafah nilai-nilai.
Akal adalah potensi luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Sangat banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya untuk berpikir. Memikirkan alam semesta, memikirkan diri sendiri, memikirkan pranata atau lembaga-lembaga social, dan lain sebagainya dengan tujuan agar perjalanan hidup di dunia dapat ditempuh setepat-tepatnya sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang akan kembali kepadaNya serta memetik hasil tanaman amal perbuatannya sendiri di dunia baik sebagai abdi maupun sebagai khalifah-Nya di bumi.
Beberapa contoh ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia berpikir tentang alam, diri sendiri, umat terdahulu dan pranata social.
a. Berpikir tentang alam.
Dalam surat Ali Imran (3) ayat 190, Allah berfirman:
       •    
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

b. Berpikir tentang diri sendiri.
Dalam surat Ar-Rum(30) ayat 8 , Allah berfirman:
     •            •   ••    
8. Dan Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

c. Berpikir tentang umat terdahulu.
Dalam surat Al Mukmin/Al Ghafir (40) ayat 21, Allah berfirman:
                                
21. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi[1319], Maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah.

[1319] Maksudnya: bangunan, alat perlengkapan, benteng-benteng dan istana-istana.

d. Berpikir tentang pranata (lembaga).
Dalam surat Ar-Rum(30) ayat 21, Allah berfirman:
            ••   •      
21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

2. Filosof – filosof muslim.
Adapun nama – nama filosof muslim yang terkenal adalah sebagai berikut:
a. Al Kindi merupakan filosof muslim pertama pada pertengahan abad IX M / abad III H.
b. Al Farabi, Ibnu Sina, menulis dalam "al-Isharat" bahwa, "Filsafat latihan intelek, memungkinkan manusia untuk mengetahui Menjadi seperti yang dalam dirinya sendiri. Ini merupakan kewajiban manusia untuk melakukan hal ini dengan latihan intelek nya, sehingga ia dapat memuliakan jiwanya dan membuatnya sempurna, dan mungkin menjadi ilmuwan rasional, dan mendapatkan kapasitas kebahagiaan abadi di akhirat." Pada zaman inilah merupakan puncak kejayaan filsafat Islam.
c. Ibnu Rusyd, sekitar abad ke XII M. pada masa ini terjadi polemic antara Ibunu Rusyd dengan Al Ghazali, perhatian orang terhadap filsafat makin berkurang di kalangan sunni.
d. Mulla Sadra seorang filosof yang lahir dari kalangan syiah pada 1640 M/1050H.

C. PENUTUP.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengertian filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
2. Islam di tinjau dari aspek Filsafat, menyangkut tentang pendalaman secara mendalam, sistematik, radikal untuk mencari kebenaran ajaran Islam yang berkaitan dengan rukun Islam, Rukun Iman, serta hubungan antara ma.nusia dengan Allah, Manusia dan alam sekitarnya.
3. Tokoh tokoh yang membahas ilmu filsafat yang dikaitkan dengan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Adapun filosof yang terkenalm di dunia Islam adalah Al Faraby, Ibnu Rusydi, Ibnu Sina, dan terakhir yaitu Mulia Sadra.
Demikian makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita dalam mempelajari Ilmu pengetahuan melalui Mata Kuliah Metode Studi Islam.



DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata,MA,Dr.Prof.H,Metodologi Studi Islam,Edisi Rev Rivisi, Rajawali Press, Jakarta, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Dipenogoro, 2007.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2001.

Louis O.Kattsof, Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, dari judul asli Element of Philosophy, Tiara Wacana, Yokyakarta, 1989.

Mohammad Daud Ali, SH,H,Prof, Pendidikan Agama Islam, Rajawali Pers, 2008.
Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Prof.Dr, Falsafah Pendidikan Islam, Bulan Bintang, 1983.

Rosihan Anwar, dkk, Pengantar Studi Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009.

Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Jilid I, Bulan Bintang, Jakarta, 1976

Rabu, 03 November 2010

RPP Pendidikann Agama Islam kls VI SD Al Washliyah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 1. Mengartikan surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca QS Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
Indikator : 1.1.1 Membaca Surah Al Qadr
1.1.2 Membaca Surah Al’Alaq ayat 1-5
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membaca Surah Al Qadr dan Al Alaq ayat 1-5 dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa dapat menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan benar
Materi Pembelajaran : Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 (lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 1 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas hukum bacaan yang ada pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
3. Siswa berlatih menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Beberapa siswa membaca Surah Al Qadr dan Al Al ‘Alaq ayat 1-5, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat dan makhraj yang benar mangikuti bacaan guru
. Siswa mengulang-ulang membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
. Siswa diperkenalkan hukum bacaan yang ada pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
. Siswa membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq dengan menerapkan hukum bacaan yang benar
. Siswa menampilkan kemampuan membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat, makhraj, dan hukum bacaan yang benar di depan kelas
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang hukum bacaan yang ada pada surah yang telah dipelajari
. Siswa diminta menulis Surah Al Qadr dan Al ’Alaq ayat 1-5 di buku tugas

Alat/Sumber Belajar:
1. Teks lafal Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 di karton
2. Buku Tajwid
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Lafalkan Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat dan makhraj yang benar!
2. Carilah masing-masing 5 contoh bacaan qalqalah sugra, dan ikhfa’ syafawi dalam Alquran!


Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)













RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 1. Mengartikan surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 1.2 Mengartikan QS Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
Indikator : 1.2.1 Mengartikan Surah Al Qadr
1.2.2 Mengartikan Surah Al ‘Alaq ayat 1-5
Alokasi Waktu : 6x35 menit (2x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengartikan Surah Al Qadr
2. Siswa dapat mengartikan Surah Al ‘Alaq ayat 1-5
3. Siswa dapat menerapkan arti/isi kandungan Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
Materi Pembelajaran : Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 (lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 1 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih mengartikan Surah Al Qadr
2. Siswa berlatih mengartikan Surah Al ‘Alaq ayat 1-5
3. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas arti/isi kandungan Surah Al qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Menyampaikan pengantar dari materi yang disampaikan melalui kisah dalam Sepenggal Kisah
2. Kegiatan Inti
. Siswa melafalkan Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian yang disampaikan oleh guru
. Siswa diperkenalkan arti kata per kata dan per ayat Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
. Siswa mengartikan Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menampilkan kemampuan mengartikan Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
. Siswa mengemukakan pendapat tentang arti/isi pokok Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
. Siswa menghafal Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa diminta menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
. Guru memberi tugas siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman, dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Teks lafal Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 beserta artinya di karton
2. Buku Tajwid
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Apa arti/ isi pokok dari Surah Al Qadr?
2. Artikan ayat-ayat di bawah ini:
a. ayat ke-1 Surah Al Qadr
b. ayat ke-3 Surah Al ‘Alaq
c. ayat ke-5 Surah Al ‘Alaq



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 2. Meyakini adanya hari akhir
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyebutkan nama-nama hari akhir
Indikator : 2.1.1 Menjelaskan pengertian hari akhir
2.1.2 Menyebutkan nama-nama hari akhir
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian hari akhir
2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama hari akhir
Materi Pembelajaran : Iman kepada hari akhir (lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 2)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian hari akhir
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama hari akhir

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
. Memberikan pertanyaan kepada seputar pengetahuan siswa tentang hari akhir
. Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa mengemukakan pendapat tentang definisi hari akhir
. Siswa diperkenalkan tentang materi nama-nama hari akhir
. Siswa menyebutkan nama-nama hari akhir secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menghafal nama-nama hari akhir
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan Tanya Jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan
. Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan



Alat/Sumber belajar:
1. Tulisan nama-nama hari akhir
2. Buku pendidikan agama Islam Kls. 6 .
3. Alquran (juz Amma)
4. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Apakah yang kamu ketahui tentang definisi hari akhir?
2. Sebutkan nama-nama hari akhir yang telah disebutkan dalam Alquran!




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 2. Meyakini adanya hari akhir
Kompetensi Dasar : 2.2 Menjelaskan tanda-tanda hari akhir
Indikator : 2.2.1 Menjelaskan tanda-tanda hari akhir
2.2.2 Menyebutkan contoh kejadian hari akhir
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan tanda-tanda hari akhir
2. Siswa dapat menyebutkan contoh kejadian hari akhir
Materi Pembelajaran : Iman kepada hari akhir (lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 2)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas tanda-tanda hari akhir
2. Siswa berlatih menyebutkan contoh kejadian hari akhir

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang disampaikan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi sebelumnya yang telah disampaikan
. Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa mengemukakan pendapat tentang tanda-tanda hari akhir
. Siswa membedakan pengertian kiamat sugra dan kiamat kubra
. Siswa membandingkan keadaan saat ini dengan tanda-tanda hari akhir
. Siswa menyebutkan contoh kejadian hari akhir
3. Kegiatan Penutup
. Siswa melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa diminta menyimak dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Gambar peraga tentang gambaran suasana hari akhir
2. Buku pendidikan agama Islam Kls. 6
3. Alquran (juz Amma)
4. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Sebutkan tanda-tanda kiamat kubra!
2. Apakah perbedaan antara kiamat sugra dan kiamat kubra?
3. Ceritakan dengan singkat, bagaimana kejadian pada hari kiamat?





Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)


















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kazzab
Kompetensi Dasar : 3.1 Menceritakan perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal
Indikator : 3.1.1 Menjelaskan kekejaman Abu Lahab dan istrinya terhadap Nabi Muhammad SAW
3.1.2 Menjelaskan kejahatan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad SAW
Alokasi Waktu : 6x35 menit (2x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kekejaman Abu Lahab dan istrinya terhadap Nabi Muhammad SAW
2. Siswa dapat menjelaskan kejahatan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad SAW
Materi Pembelajaran : Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Muasailamah Al Kazzab(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 3)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas tentang kisah Abu Lahab dana Abu Jahal
2. Siswa berlatih menjelaskan kekejaman Abu Lahab dan istrinya terhadap Nabi Muhammad SAW
3. Siswa berlatih menjelaskan kejahatan Abu Lahab terhadap Nabi Muhammad SAW

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah Abu Lahab dan Abu Jahal
• Memberikan cerita singkat dan menarik tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
• Beberapa siswa membacakan kisah Abu Lahab, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa menceritakan kembali kisah Abu Lahab secara individu dan kelompok
• Siswa memberikan pendapat tentang kekejaman yang dilakukan Abu Lahab dan istrinya terhadap Nabi Muhammad SAW
• Beberapa siswa membacakan kisah Abu Jahal, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa menceritakan kembali kisah Abu Jahal secara individu dan kelompok
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kejahatan yang dilakukan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad SAW
• Siswa mengemukakan pendapat tentang sikap Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi kekejaman dan kejahatan Abu Lahab dan Abu Jahal
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan
• Siswa diminta memberikan kesimpulan singkat dari materi yang telah dipelajari

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah Abu Lahab dan Abu jahal
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku kisah-kisah Islami
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Jelaskan dengan singkat, bagaimanakah bentuk kekejaman Abu lahab dan istrinya terhadap Nabi Muhammad SAW?
2. Apa yang mendasari turunnya Surah Al Lahab?
3. Apa tujuan Abu Jahal berbuat jahat terhadap Nabi Muhammada SAW?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kazzab
Kompetensi Dasar : 3.2 Menceritakan perilaku Musailamah Al Kazzab
Indikator : 3.2.1 Menjelaskan kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
3.1.2 Menjelaskan kegagalan Musailamah Al Kazzab
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
2. Siswa dapat menjelaskan kegagalan Musailah Al Kazzab
Materi Pembelajaran : Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kazzab(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 3)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas tentang kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
2. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Musailamah Al Kazzab

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah Musailamah Al Kazzab
• Menyampaikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaiakan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan yang diberikan oleh guru tentang materi yang akan dipelajari
• Beberapa siswa mebacakan kisah Musailamah Al Kazzab, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa menceritakan kembali kisah Musailamah Al Kazzab
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kegaagalan Musailamah Al Kazzab
• Siswa menyebutkan usaha kaum muslimin dalam memerangi Musailamah Al Kazzab dan pengikutnya
3. Kegiatan Penutup
• Siswa melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
• Guru memberikan tugas siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah Musailamah Al Kazzab
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6 .
3. Buku kisah-kisah Islami
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Sebutkan kebohongan terbesar yang dilakukan Musailamah Al Kazzab!
2. Apa maksud julukan Al Kazzab bagi Musailamah?
3. Bagaimana usaha kaum muslimin untuk menggagalkan kebohongan Musailamah Al Kazzab dan pengikutnya?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 4. Menghindari perilaku tercela
Kompetensi Dasar : 4.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal
Indikator : 4.1.1 Menjelaskan kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal
4.1.2 Menghindari perilaku dengki dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal
2. Siswa dapat menghindari perilaku dengki dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran : Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Muasailamah Al Kazzab(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 4)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal
2. Siswa berlatih menyebutkan kerugian dari perilaku dengki
3. Siswa berlatih menghindari perilaku dengki dalam kehidupan sehari-hari

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar kisah Abu Lahab dan Abu Jahal yang telah dipelajari
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pemahaman mereka tentang perilaku dengki
• Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Guru membacakan kisah singkat Abu Jahal dan Abu Lahab
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal
• Siswa menyebutkan contoh perilaku dengki dalam kehidupan sehari-hari
• Siswa menyebutkan kerugian yang ditimbulkan dari perilaku dengki
• Siswa menyebutkan cara menghindari perilaku dengki
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta menulis 3 contoh perilaku dengki dalam kehidupan sehari-hari di buku tugas
• Guru membacakan kesimpulan singkat dari materi yang telah disampaikan

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah Abu Lahab dan Abu Jahal
2. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Bagaimanakah bentuk kedengkian Abu Lahab dan Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad SAW?
2. Sebutkan perilaku jahat yang dilakukan Abu Jahal terhadap Nabi Muahammad SAW?
3. Kerugian apa saja yang ditimbulkan dari perilaku dengki?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)


















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 4. Menghindari perilaku tercela
Kompetensi Dasar : 4.2 Menghindari perilaku bohong seperti Musailamah Al Kazzab
Indikator : 4.2.1 Menjelaskan kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
4.2.2 Menghindari perilaku bohong dan sombong dalam kehidupan sehari-hari
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kebohongan dan keosmbongan Musailamah Al Kazzab
2. Siswa dapat menghindari perilaku bohong dan sombong dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pembelajaran : Kisah Abu Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kazzab(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 4)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
2. Siswa berlatih menyebutkan kerugian dari perilaku bohong dan sombong
3. Siswa berlatih menghindari perilaku bohong dan sombong dalam kehidupan sehari-hari

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar kisah Musailamah Al Kazzab yang telah dipelajari
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pemahaman mereka tentang perilaku bohong dan sombong
• Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Guru membacakan kisah singkat Musailamah Al Kazzab
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kebohongan dan kesombongan Musailamah Al Kazzab
• Siswa menyebutkan kerugian yang ditimbulkan dari perilaku sombong dan dengki
• Siswa mengemukakan pendapat tentang cara menghindari perilaku bohong dan dengki
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta menyimak dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
• Guru memberikan tugas siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah Musailamah Al Kazzab
2. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar



Penilaian :
1. Apakah yang diinginkan Musailamah Al Kazzab dengan kebohongan dan kesombongannya?
2. Bagaimana cara agar kita dapat terhindar dari perilaku bohong dan sombong?




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 5. Mengenal ibadah bulan Ramadan
Kompetensi Dasar : 5.1 Melaksanakan tarawih di bulan Ramadan
Indikator : 5.1.1 Mempraktikkan/mengamalkan salat tarawih di bulan Ramadan
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mempraktikkan/mengamalkan salat tarawih di bulan Ramadan
Materi Pembelajaran : Ibadah di bulan Ramadan(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 5)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengkaji gerakan dan bacaan salat tarawih, serta keutamaannya
2. Siswa berlatih mempraktikkan salat tarawih

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang dihafal siswa
• Memberikan pertanyaan seputar ibadah dan amal yang dilakukan siswa pada bulan Ramadan
• Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang disamppaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
• Siswa diperkenalkan tentang materi salat tarawih
• Siswa memperhatikan gambar peraga salat tarawih
• Siswa melafalkan niat salat tarawih secara klasikal, kelompok dan individu
• Siswa menghafal niat salat tarawih
• Siswa mempraktikkan salat tarawih secara klasikal, dan kelompok
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar masalah salat tarawih
• Siswa diminta menulis 3 manfaat dari salat tarawih di bulan Ramadan

Alat/Sumber belajar:
1. Teks lafal niat salat tarawih
2. Gambar peraga salat tarawih
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Buku tatacara salat
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Berapakah jumlah rakaat salat tarawih?
2. Bagaimana bunyi lafal salat tarawih?
3. Praktikkan salat tarawih dengan benar!Apakah yang diinginkan



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)






















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 5. Mengenal ibadah bulan Ramadan
Kompetensi Dasar : 5.2 Melaksanakan tadarus Alquran
Indikator : 5.2.1 Melaksanakan tadarus Alquran di bulan Ramadan
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melaksanakan tadarus Alquran di bulan Ramadan
Materi Pembelajaran : Ibadah di bulan Ramadan(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas definisi tadarus Alquran
2. Siswa berlatih menyebutkan manfaat dari tadarus Alquran
3. Siswa melaksanakan tadarus Alquran di bulan Ramadan

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang disampaikan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar ibadah tadarus Alquran yang pernah mereka lakukan
• Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
• Siswa mengemukakan pendapat menjelaskan definisi tadarus Alquran
• Siswa menyebutkan keutamaan tadarus Alquran di bulan Ramadan
• Siswa menyebutkan manfaat tadarus Alquran
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta mendengar dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
• Guru memberikan tugas siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman, dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
2. Buku Pendidikan agama Islam Kls 6
3. Pengalaman guru
4. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Apakah yang dimaksud dengan tadarus Alquran?
2. Manfaat apa saja yang di dapat dari tadarus Alquran di bulan Ramadan?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)





















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 6. Mengartikan surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 6.1 Membaca QS Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
Indikator : 6.1.1 Melafalkan kata dan kalimat Surah al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
6.1.2 Membaca sesuai hukum tajwid Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membaca kata dan kalimat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa dapat menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan benar
Materi Pembelajaran : Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 (lihat buku Pendidikan Agama Islam kls. 6 bab 6 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih membaca kata dan kaliamat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas hukum bacaan yang ada pada Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
3. Siswa berlatih menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Beberapa siswa membaca Surah Al Maidah ayat 3 dan Surah al Hujurat ayat 13, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa membaca Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan harakat dan makhraj yang benar mangikuti bacaan guru
• Siswa mengulang-ulang membaca Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
• Siswa diperkenalkan hukum bacaan yang ada pada Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
• Siswa membaca Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan menerapkan hukum bacaan yang benar
• Siswa menampilkan kemampuan membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat, makhraj, dan hukum bacaan yang benar di depan kelas
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang hukum bacaan yang ada pada surah yang telah dipelajari
• Siswa diminta menulis Surah Al Maidah ayat 3 dan Surah Al Hujurat ayat 13 di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Teks lafal Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 di karton
2. Buku Tajwid
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Lafalkan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 dengan harakat dan makhraj yang benar!
2. Carilah masing-masing 3 contoh bacaan izhar syafawi, mad wajib muttasil dalam Alquran!



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 6. Mengartikan surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 6.2 Mengartikan QS Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
Indikator : 6.2.1 Mengartikan kata dan kalimat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
6.2.2 Menerapkan arti/isi kandungan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
Alokasi Waktu : 6x35 menit (2x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengartikan kata dan kalimat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
2. Siswa dapat menerapkan arti/isi kandungan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
Materi Pembelajaran : Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 6)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih mengartikan kata dan kalimat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas arti/isi kandungan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Menyampaikan pengantar dari materi yang disampaikan melalui kisah dalam Sepenggal Kisah
2. Kegiatan Inti
• Siswa melafalkan Surah Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 secara klasikal, kelompok, dan individu
• Siswa mendengarkan dan mengamati uraian yang disampaikan oleh guru
• Siswa diperkenalkan arti kata per kata dan per kalimat Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
• Siswa mengartikan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 secara klasikal, kelompok dan individu
• Siswa menampilkan kemampuan mengartikan Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 di depan kelas
• Siswa mengemukakan pendapat tentang arti/isi pokok Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
• Siswa menghafal Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
• Guru memberi tugas siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman, dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Teks lafal Surah Al Maidah ayat 3 dan Al Hujurat ayat 13 beserta artinya di karton
2. Buku Tajwid
3. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6 .
4. Alquran (juz Amma)
5. Pengalaman guru


Penilaian:
1. Apa arti/ isi pokok dari Surah Al Hujurat ayat 13?
2. Artikan Surah Al Maidah ayat 3 dan Surah Al Hujurat ayat 13 dengan benar!




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 7. Meyakini adanya qada dan qadar
Kompetensi Dasar : 7.1 Menunjukkan contoh-contoh qada dan qadar
Indikator : 7.1.1 Menjelaskan pengertian qada dan qadar
7.1.2 Menyebutkan contoh qada dan qadar
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian qada dan qadar
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh qada dan qadar
Materi Pembelajaran : Iman kepada qada dan qadar (buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 7)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannnya membahas pengertian qada dan qadar
2. Siswa berlatih menyebutkan contoh-contoh qada dan qadar

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Meminta pendapat siswa tentang masalah usia, rejeki, dan kematian seseorang.
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar
• Siswa mengemukakan pendapat tentang definisi qada dan qadar
• Siswa menyebutkan perbedaan qada dan qadar
• Siswa menyebutkan contoh-contoh qada dan qadar dari pengalaman hidup sehari-hari
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar penmahaman siswa tentang masalah pengertian qada dan qadar, dan contoh-contohnya.
• Siswa diminta memberi kesimpulan singkat dari materi yang disampaiakan

Alat/Sumber belajar:
1. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Jelaskan definisi qada dan qadar yang kamu ketahui!
2. Apakah perbedaan mendasar antara qada dan qadar?
3. Berikan masing-masing 2 contoh dari qada dan qadar!



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)





















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 7. Meyakini adanya Qada dan Qadar
Kompetensi Dasar : 7.2 Menunjukkan keyakinan terhadap qada dan qadar
Indikator : 7.2.1 Menyebutkan cara meyakini adanya qada dan qadar
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan cara meyakini adanya qada dan qadar
Materi Pembelajaran : Iman kepada qada dan qadar(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 7 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannnya membahas cara meyakini adanya qada dan qadar
2. Siswa berlatih menyebutkan cara meyakini adanya qada dan qadar

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar
• Siswa diminta memberikan penjelasan tentang definisi qada dan qadar
• Siswa mengemukakan pendapat tentang cara meyakini adanya qada dan qadar
• Siswa mengemukakan pendapat tentang sikap mereka terhadap adanya qada dan qadar
• Siswa menyebutkan manfaat dari beriman terhadap qadar
3 . Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
• Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas


Alat/Sumber belajar:
1. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6 .
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Bagaimana sikap kamu terhadap adanya qada dan qadar Allah SWT?
2. Jelaskan dengan singkat, mengapa dengan adanya qada dan qadar, seseorang bisa hidup dengan kemalasan dan kepasrahan?






Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)


















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 8. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan kaum Ansar
Kompetensi Dasar : 8.1 Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin
Indikator : 8.1.1 Menjelaskan kisah perjuangan kaum Muhajirin
8.1.2 Menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kisah perjungan kaum Muhajirin
2. Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin
Materi Pembelajaran : Kisah kaum Muhajirin dan Ansar(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 8 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah kaum Muhajirin
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kisah perjuangan kaum Muhajirin
3. Siswa berlatih menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
• Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah hijrahnya Nabi Muhammad SAW
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar
• Beberapa siswa diminta membacakan kisah kaum Muhajirin, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa diminta menceritakan kembali kisah kaum Muhajirin menggunakan bahasa sendiri
• Siswa mengemukakan pendapat kisah perjuangan kaum Muhajirin bersama Rasulullah SAW
• Siswa menyebutkan usaha-usaha kaum Muhajirin
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta menulis dengan singkat kisah perjuangan kaum Muhajirin di buku tugas
• Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat/Sumber belajar:
1 Teks kisah kaum Muhajirin
2 Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3 Buku kisah-kisah Islami
4 Alquran (juz Amma)
5 Pengalaman guru

Penilaian:
1 Apa yang mendasari Rasulullah SAW dan kaum Muhajirin berhijrah dari kota Mekah?
2 Bagaimana tanggapan masyarakat Thaif ketika Rasulullah SAW dan kaum Muhajirin tiba di sana?




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)


















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 8. Menceritakan kisah kaum Muhajirin dan kaum Ansar
Kompetensi Dasar : 8.2 Menceritakan perjuangan kaum Ansar
Indikator : 8.2.1 Menjelaskan kisah perjuangan kaum Ansar
8.2.2 Menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kisah perjungan kaum Ansar
2. Siswa dapat menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar
Materi Pembelajaran : Kisah kaum Muhajirin dan Ansar(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 8 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah kaum Ansar
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kisah perjuangan kaum Ansar
3. Siswa berlatih menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa yang mengetahui kisah hijrahnya Nabi ke Madinah
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar
• Beberapa siswa diminta membacakan kisah kaum Ansar, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
• Siswa diminta menceritakan kembali kisah kaum Ansar menggunakan bahasa sendiri
• Siswa mengemukakan pendapat kisah perjuangan kaum Ansar menolong Rasulllah SAW dan kaum Muhajirin
• Siswa menyebutkan usaha-usaha kaum Ansar dalam mewujudkan persaudaraan dengan kaum Muhajirin


3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa memberikan kesimpulan kisah dari Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa menyimak dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
• Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman, dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1 Teks kisah kaum Ansar
2 Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3 Buku kisah-kisah Islami
4 Alquran (juz Amma)
5 Pengalaman guru

Penilaian:
1. Bagaimana sambutan masyarakat Madinah atas kedatangan Rasulullah SAW bersama kaum Muhajirin?
2. Berupa apakah monumen sebagai tanda kesatuan dan persatuan kaum Ansar dan kaum Muhajirin?





Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 9.1 Meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam lingkungan sehari-hari di lingkungan peserta didik
Indikator : 9.1.1 Menjelaskan kisah kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik
9.1.2 Meneladani kegigihan usaha-usaha kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan sehari-hari yang lebih baik
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kisah kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik
2. Siswa dapat meneladani kegigihan usah-usaha kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan sehari-hari yang lebih baik
Materi Pembelajaran : Membiasakan perilaku terpuji(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls 6 bab 9 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik
2. Siswa menelaah manfaat dari sifat gigih dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa meneladani sifat gigih kau Muhajirin pada praktik keseharian

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka tentang kisah kaum Muhajirin
• Meminta pendapat siswa tentang definisi sifat gigih berdasarkan pengetahuan mereka
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Guru membacakan kisah kaum Muhajirin
• Beberapa siswa diminta untuk memberikan kesimpulan singkat dari kisah kaum Muhajirin
• Siswa mengemukakan pendapat tentang kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam meraih kehidupan yang lebih baik
• Siswa memberikan contoh sifat gigih dalam kehidupan sehari-hari
• Siswa meneyebutkan manfaat dari sifat gigih
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta menulis kerugian dari sifat mudah putus asa dan keuntungan dari sifat gigih masing-masing 3 di buku tugas
• Guru memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah kaum Muhajirin
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku kisah-kisah Islami
4. Ayat Alquran atau hadis yang menerangkan sifat gigih
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Apakah tujuan kaum Muhajirin hijrah ke Thaif?
2. Berikan contoh dari sifat gigih dalam kehidupan sehari-hari!
3. Manfaat apa saja yang dapat dipetik apabila kamu memiliki sifat gigih?




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan periklaku terpuji
Kompetensi Dasar : 9.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Ansar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik
Indikator : 9.2.1 Menjelaskan kisah perilaku tolong-menolong kaum Ansar
9.2.2 Meneladani sifat tolong-menolong kaum ansar dalam terbentuknya Ukhuwah Islamiyah
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan kisah perilaku tolong-menolong kaum Ansar
2. Siswa dapat meneladani sifat tolong-menolong kaum Ansar dalam terbentuknya Ukhuwah Islamiyah
Materi Pembelajaran : Membiasakan perilaku terpuji(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 9 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas perilaku tolong-menolong kaum Ansar
2. Siswa menelaah manfaat dari sifat tolong-menolong dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa meneladani sifat tolong-menolong kaum Ansar dalam praktik keseharian

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka tentang kisah kaum Ansar
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Guru membacakan kisah kaum Ansar
• Beberapa siswa diminta untuk memberikan kesimpulan singkat dari kisah kaum Ansar
• Siswa mengemukakan pendapat tentang perilaku tolong-menolong kaum Ansar terhadap kaum Muhajirin
• Siswa memberikan contoh sifat tolong-menolong berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari
• Siswa meneyebutkan manfaat dari sifat tolong-menolong
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa diminta menyimak dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
• Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Teks kisah kaum Ansar
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku kisah-kisah Islami
4. Ayat Alquran atau hadis yang menerangkan sifat tolong-menolong
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar


Penilaian:
1. Usaha apa yang dilakukan kaum Ansar ketika kaum Muhajirin baru tiba di Madinah?
2. Bagaimanakah cara terbentuknya Ukhuwah Islamiyah antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar?
3. Apa manfaat dari perilaku tolong-menolong?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 10. Mengetahui kewajiban zakat
Kompetensi Dasar : 10.1 Menyebutkan macam-macam zakat
Indikator : 10.1.1 Menjelaskan pengertian zakat
10.1.2 Menyebutkan macam-macam zakat
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat
2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam zakat
Materi Pembelajaran : Hal Zakat(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 10 )
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian zakat
2. Siswa berlatih menyebutkan macam-macam zakat

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Tadarus bersama surah-surah yang dihafal siswa
• Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengertahuan tentang zakat
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
• Siswa mengemukakan pendapat tentang pengertian zakat
• Siswa diperkenalkan macam-macam zakat
• Siswa menyebutkan macam-macam zakat secara klasikal, kelompok dan individu
• Siswa diperkenalkan materi tentang orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahiq)
• Siswa menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat secara klasikal, kelompok dan individu.
3. Kegiatan Penutup
• Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang definisi zakat dan macam-macam zakat
• Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat/Sumber belajar :
1. Ayat Alquran atau hadis yang menerangkan masalah zakat
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku fiqih atau buku-buku lain yang relevan
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Apakah yang kamu ketahui tentang pengertian zakat?
2. Sebutkan macam-macam zakat yang wajib dikeluarkan?
3. Siapakah orang-orang yang berhak menerima zakat sesuai dengan penjelasan Alquran?




Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)



















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SD AL WASHLIYAH - 26
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : VI/2
Standar Kompetensi : 10. Mengetahui kewajiban zakat
Kompetensi Dasar : 10.2 Menyebutkan ketentuan zakat fitrah
Indikator : 10.2.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah
10.2.2 Menyebutkan ketentuan zakat fitrah
10.2.3 Melaksanakan zakat fitrah
10.2.4 Menyebutkan manfaat zakat fitrah
Alokasi Waktu : 3x35 menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian zakat fitrah
2. Siswa dapat menyebutkan ketentuan zakat fitrah
3. Siswa dapat melaksanakan zakat fitrah
4. Siswa dapat menyebutkan manfaat zakat fitrah
Materi Pembelajaran : Hal Zakat(lihat buku Pendidikan Agama Islam Kls. 6 bab 10)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas pengertian zakat fitrah dan ketentuannya
2. Siswa berlatih menyebutkan ketentuan zakat fitrah
3. Siswa menyebutkan manfaat zakat fitrah
3. Siswa melaksanakan kewajiban zakat fitrah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
• Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
• Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang zakat fitrah yang dikeluarkan orangtua mereka
• Menyampaikan pengantar dari bahan ajar yang akan disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
• Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
• Siswa menegemukakan pendapat tentang definisi zakat fitrah
• Siswa diperkenalkan tentang ketentuan zakat fitrah
• Siswa menyebutkan ketentuan zakat fitarah secara klasikal, kelompok, dan individu
• Siswa menyebutkan manfaat dari zakat fitrah
3. Kegiatan Penutup
• Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
• Siswa menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
• Siswa mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
• Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas

Alat/Sumber belajar:
1. Ayat Alquran atau hadis yang menerangkan masalah zakat fitrah
2. Buku Pendidikan Agama Islam Kls 6
3. Buku fiqih atau buku-buku lain yang relevan
4. Pengalaman guru
5. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Apakah yang dimaksud dengan zakat fitrah?
2. Kapankah waktu pengeluaran zakat fitrah?
3. Berapakah ukuran wajib dari zakat fitrah?



Mengetahui
Kepala Sekolah


(Drs. Jasa Fadilah Ginting)
Medan, Agustus 2008
Guru pendidikan Agama Islam


(Dra. Almasyitah)