Senin, 27 November 2017

KEPEMIMPINAN DAN KEORGANISASIAN



A.   Pendahuluan
Menurut kodrat serta iradatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak nabi Adam diciptakan sebagai manusia  pertama dan diturunkan ke bumi. Dianya ditugasi sebagai khalifah di dunia. Sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat Albaqarah ayat 30 yang berbunyi :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." 
Menurut Bachtiar Surin yang dikutip oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau memimpin sesuatu.

Katakanlah: ”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-'Imran (3):26)

Ketaatan Kepada Pemimpin

Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS.An-Nisa (4):59)

Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, (QS. Al-Anbiya (21):73)


Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar . Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As-Sajdah (32) :24)
Pemimpin yang Beriman dan Bertakwa

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Al-'Imran (3) :118).

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) . Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya , maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya . Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisaa’: 34

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikarunia sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Misalnya menjadi ketua Kelas di Sekolah Dasar.
Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran melalui Pesantren Kilat ditanamkan jiwa pemimpin bagi santrinya. Keberhasilan seseorang dapat terwujud apabila dia pandai memimpin dirinya serta orang lain.
Pemimpin merupakan figur sentral yang dapat mempersatukan kelompok-kelompok untuk dapat saling berinteraksi dan mengadakan kerjasama untuk pencapaian tujuan organisasi. Dengan kemampuan yang dimilikinya, akan dengan mudah mengkolaborasikan keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
    Setiap Muslim Adalah Pemimpin

حديث عبدالله بن عمر رضى الله عنه، أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلّم، قال: كلّكم راع فمسؤل عن رعيّته، فالأمير الّذى على النّاس راع وهو مسؤول عنهم، والرّجل راع على أهل بيته وهومسؤل عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهى مسؤلة عنهم، والعبد راع على مال سيّده وهو مسؤل عنه، ألا فكلّكم راع وكلّكم مسؤل عن رعيّته.
أخرجه البخارى فى ٤٩ كتاب العتق: ١٧ باب كراهية التطاول على الرقيق
(LM:1199).


Hadits dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari)

B.       Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin merupakan figur sentral yang dapat mempersatukan kelompok-kelompok untuk dapat saling berinteraksi dan mengadakan kerjasama untuk pencapaian tujuan organisasi. Dengan kemampuan yang dimilikinya, akan dengan mudah mengkolaborasikan keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menurut Siagian (1994), bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila secara genetika telah memiliki bakat kepemimpinan dan bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya, serta kemampuan tersebut dapat ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
C.      Tipe Pemimpin
Dalam suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki seseorang yang dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain sebagai berikut :
1.                  Tipe Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
2.                  Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan sikap kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan masyarakat tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3.                  Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.                  Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.                  Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Dari kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran diperlukan tipe kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Jadi, dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.  
D.      Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan  Yang Baik
Sebagai seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota dan organisasi yang dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :
1.      Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
2.      Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi.
3.      Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4.      Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
5.      Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
6.      Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
7.      Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8.      Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9.      Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10.  Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya.  Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
11.  Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
12.  Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
13.  Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
14.  Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama lain.
15.  Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16.  Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
17.  Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain.
18.  Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal dan spatial.
19.  Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
20.  Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan proaktif.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk efektifitasnya suatu organisasi, seorang pemimpin hendaknya memiliki ciri tersebut. Selain itu kemampuan dalam berkomunikasi juga sangat dibutuhkan. Sebab dalam menjalankan suatu organisasi akan terjalin interaksi antara orang-orang yang berada di dalam maupun diluar organisasi. Untuk itu hubungan vertikal antara  pimpinan dan bawahan dan hubungan horizontal antara sesama rekan sejawat harus dipelihara diantara keduanya agar kerjasama dapat berjalan dengan baik.

E.     Pengertian dan Manfaat organisasi di sekolah
Suatu organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin dicapai.Pencapaian tujuan bukan hanya kepuasan individual, tetapi kepuasan dan manfaat bersama.
Untuk itu kalau kita berbicara tentang organisasi maka sebagian dari para ahli berpendapat ,bahwa organisasi ditinjau dari segi etimologis {Bhs} adalah berasal dari kata “organ”yang berarti susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan .
Jika ditinjau dari segi terminology {istilah}sebagaimana yang dikemukakan oleh James D Mooney ,organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.Akan tetapi perlu kita fahami bahwa yang menjadi dasar organisasi, bukan “SIAPANYA”akan tetapi “APANYA”yang berarti bahwa yang dipentingkan bukan siapa orang yang akan memegang organisasi ,tetapi “APAKAH”tugas dari dari organisasi ?.Masih banyak rumusan-rumusan pendapat tentang organisasi, akan tetapi dapat kita ambil kesimpulan ada kesamaan dasar tentang organisasi .
a.       Adanya sekelompok orang yang saling bekerjasama.
b.      Adanya tujuan yang sama .
c.       Adanya bentuk/struktur.
d.      Adanya aktivitas
Suatu organisasi bisa dikatakan solid jika memiliki sifat sbb.
  1. mempunyai tujuan yang jelas .
  2. tujuan organisasi harus di terima dan di fahami oleh setiap orang di dalam organisasi.
  3. memiliki kesatuan arah.
  4. adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab.
  5. berkesinambungan .
  6. penempatan orang harus sesuai ahlinya.
  7. adanya pembagian tugas.
 Manfaat Berorganisasi adalah sebagai berikut:
  1. Menumbuhkan rasa kebersamaan
  2. Memperkuat tali persaudaraan
  3. Menebarkan rasa tolong-menolong
  4. Memperkaya informasi 
  5. Meningkatkan kualitas pribadi
  6. Membangkitkan semangat juang
  7. Mengurangi Sifat Egois
  8. Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi
  9. Belajar berbicara di depan umum
  10. Belajar manajemen organisasi
F.       Penutup
Kepemimpinan merupakan bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, namun kepemimpinan tersebut juga dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman yang telah dilaluinya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang mendapat kepercayaan  untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab tertentu dalam suatu organisasi atau kelompok. Dan idealnya seorang pemimpin harus mampu melakukan komunikasi yang efektif antara bawahan dan atasan begitu juga sebaliknya.

Mengatasi stress melalui ibadah shalat



Mengawali khutbah Jum’at ini, marilah senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan inayah-Nya pada hari ini kita dapat menunaikan shalat Jum’at di Masjid ini, sekaligus menjadi pengingat bagi keimanan dan ketakwaan kita. Sehingga kita selalu menjaga dan meningkatkan mutu keimanan dan kualitas ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu ketakwaan yang dibangun karena mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala, ketakwaan yang dilandasi karena ilmu yang bersumber dari al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah, dan ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan dengan cara menjalankan setiap perintah Allah dan berusaha semaksimal mungkin menjauhi dan meninggalkan setiap bentuk larangan Allah Subhanahu Wata’ala. 

Muslimin Rahimakumullah

Ketika Rasulullah SAW. memasuki sebuah masjid, beliau dapati ada seorang lelaki sedang duduk sambil termenung. Wajahnya nampak muram sebagai ekspresi betapa dia dalam keadaan bersedih dan duka cita yang amat dalam. Saat itu udara memang cukup panas kendati hari masih pagi. Seyogyanya memang, jam-jam sepagi itu mestinya tidak akan ada orang berada di masjid, terlebih-lebih jika hanya sekedar duduk-duduk tanpa melakukan ibadah, seperti dzikir, baca Qur’an atau shalat sunnah. Apatah lagi dia seorang lelaki yang semestinya pada jam-jam tersebut dia sedang sibuk bekerja mencari nafkah. 

Begitu melihat lelaki tersebut, Rasulullah kemudian menghampirinya seraya bertanya kepadanya : “Hai Abu Usamah, mengapa engkau duduk termenung seperti itu?. Mengapa engkau masih berada disini?. Saat ini kan bukan waktu shalat?” Abu Usamah menjawab : “Kesusahan sedang menimpa diriku hai Rasulullah, sehingga aku berbuat begini”

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT
Memang, sepanjang hidupnya manusia itu selalu berhadapan dengan berbagai kesulitan dan kesusahan. Sejak lahir hingga akhir hayatnya, kesulitan dan kesusahan itu selalu ada dan menimpa manusia silih berganti, karena memang susah payah merupakan kodrat manusia yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. sebagaimana firman-Nya QS.Al-Balad ayat 4 : 

 لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِي كَبَدٍ ٤
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah

Kemudian dalam ayat lain Allah menyatakan QS.Al-Maárij ayat 19 dan 20:
 ۞إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا ١٩
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir
إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعٗا ٢٠
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah
 Muslimin Rahimakumullah. 

Selama kita masih bisa bernafas, kesulitan dan kesusahan hidup selalu ada. Hanya saja mungkin kadarnya yang bervariasi. Kadang-kadang kesulitan dan kesusahan itu kadarnya masih rendah, terkadang pula kadar kesulitan dan kesusahannya cukup tinggi bahkan mungkin terlampau tinggi. Disamping itu, kesulitan dan kesusahan tersebut datangnya sering tiba-tiba dan tidak menentu serta sulit dideteksi. Kadang-kadang sering kita  alami, terkadang pula hanya sesekali kesulitan dan kesusahan itu menimpa kita. Jika kesulitan dan kesusahan itu hanya sesekali menimpa kita, tidak terus menerus, barangkali masih bisa kita tolelir, namun apabila kesulitan dan kesusahan itu datang secara bertubi-tubi dan terus menerus, seakan tak ada kesudahannya, tak ada jalan keluarnya, tentu keadaan seperti ini membuat orang yang ditimpanya menjadi kalut, resah dan gelisah. Dadanya terasa sesak, pikirannya menjadi kosong, jiwanya menjadi hampa. 

Persoalan hidupnya selalu datang tindih menindih. Semua jalan keluar terasa buntu. Kalau sudah demikian, maka tidak mustahil seseorang akan menjadi nekad untuk berbuat hal-hal yang tidak diinginkan, seperti sekurang-kurangnya jiwa dan pikirannya menjadi tertekan sehingga timbullah penyakit modern yang kita kenal dengan stress. 
Maásyiral Muslimin Sidang Jumát Rahimakumullah

Seseorang yang mengalami tekanan jiwa dapat dilihat ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Orang yang mengalami tekanan jiwa biasanya sukar untuk berpikir normal dan rasional;
2.      Ia cepat berprasangka buruk dan berpandangan negatif serta sukar sekali untuk diluruskan;
3.      Orang yang mengalami tekanan jiwa biasanya mudah sekali tersinggung. Ia sangat perasa (emosional) dan sering marah-marah yang tak beralasan secara logis;
4.      Setiap ada masalah, ia nampak gegabah, salah tingkah, tegang dan tidak bisa santai;
5.      Bagi perokok, biasanya ia suka merokok secara berlebihan;
6.      6. Dalam   kesehariannya, ia lebih suka menyediri;
7.      Makan dan minumnya sering tidak teratur;
8.      Daya konsentrasinya menurun. Mudah lupa, malas dan lamban dalam berpikir;
9.      Ada kecenderungan ingin berontak, namun enggan untuk berbuat.

Demikianlah sembilan ciri orang yang mengalami tekanan jiwa menurut beberapa para ahli ilmu jiwa. 

Muslimin Rahimakumullah. 

Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan agar terhindar dan terbebas dari bahaya  stress? Tak ada resep yang paling mujarab untuk mencegah dan mengobati stress, kecuali dengan iman dan taqwa kepada Allah SWT. dan mensyukuri segala ni’mat Allah secara apa adanya (qanaáh). 

Sebagai wujud nyata dari iman dan taqwa yang terpenting adalah dengan mendirikan shalat dan menyempurnakannya. Memperkuat kesabaran dan meningkatkan ibadah-ibadah lainnya. Firman Allah dalam Al-Qurán QS. Al-Baqarah ayat 153:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٥٣
153. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Maásyiral Muslimin Rahimakumullah. 

Shalat merupakan media komunikasi yang paling efektif antara manusia dengan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik diwaktu senang maupun diwaktu susah.

Seseorang yang secara tertib dan disiplin menjalankan shalat, pasti akan ia temukan ketenteraman jiwa, karena di dalam ibadah shalat tertanam kebulatan tekad bahwa hanya Allahlah penguasa tunggal yang tak ada bandingnya. Bahwa hanya Allahlah satu-satunya penolong manusia dan tempat berserah diri manakala ditimpa kemalangan dan penderitaan. 

Di dalam ibadah shalat tertanam kesadaran yang kuat dimana seorang hamba yang sedang bersujud di hadapan Allah SWT. menyadari sepenuhnya akan kelemahan diri, ketidak-berdayaan di hadapan Allah yang Maha Perkasa. Dengan kalimat “Allahu Akbar” Allah Maha besar, kalimat ini dapat menekan si hamba yang tengah bersujud ke posisi yang sekecil-kecilnya dan menempatkan al-khaliq keposisi yang setinggi-tingginya. Ke-Maha besaran Allah SWT. bukan untuk menakut-nakuti manusia, bukan untuk menindas manusia, tetapi untuk melindungi, mengayomi dan mengasihi manusia dengan sifat rahman dan rahim-Nya. Oleh karenanya, kita tak perlu takut, tak usah gentar dan jangan bersusah hati, tak perlu dirisaukan segala kesusahan yang sedang menimpa diri kita. 
Serahkanlah semuanya bulat-bulat kepada Allah dan mohonlah pertolongan-Nya sambil kita berusaha, berikhtiar semampu-mampunya untuk mengatasi segala kesusahan yang kita derita. Marilah kita berdayakan shalat kita yang tidak hanya sekedar kewajiban rutinitas, tetapi energi shalat dapat kita manfaatkan sebagai  penolong  kita dan kehidupan  kita, tidak saja di dunia kini, tetapi juga di akhirat nanti. Rasulullah SAW menyatakan, “Dan aku jadikan shalat itu untuk menyejukkan hatiku”.
Melalui shalat kita dapat memohon pertolongan kepada Allah dari ujian zaman, tekanan-tekanan orang lain dan kekejaman para durjana. Rasulullah SAW. ketika menghadapi persoalan genting, beliau selalu berlindung melalui shalat. Ruku’ dan sujud dalam shalat dapat membawa kita serasa lebih dekat kepada Allah, sehingga rasa percaya diri, penuh keyakinan, rasa damai dan tenteram semakin dapat kita rasakan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Disamping shalat, sarana lain yang dapat kita jadikan penolong kehidupan kita agar terhindar dari tekanan jiwa adalah “sabar”. Allah SWT. menjadikan kehidupan di dunia ini di atas kodrat yang cenderung berubah-ubah dan silih berganti. Ada sedih ada senang, ada cinta ada benci, ada pertemuan ada perpisahan, ada sehat ada sakit dan sebagainya. Mungkin ada sebagian manusia yang ditakdirkan Allah menderita berbagai macam cobaan. Maka tidak ada jalan lain yang ditempuh kecuali bersabar dan pasrah menerima takdir Allah. Inilah cara yang tepat untuk lulus dari ujian dan cobaan Allah. 

Melalui, shalat, sabar dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya. InsyaAllah kita akan menemukan ketenangan, ketenteraman dan kedamaian, sehingga segala persoalan hidup yang cenderung membuat orang stress dapat kita atasi dengan baik.  Rasulullah SAW. melalui hadits qudsi pernah bersabda : “Hai Bani Adam, sempatkanlah dirimu untuk beribadah kepada-Ku, maka akan Aku penuhi dadamu dengan ketenteraman jiwa”. 

Ahirnya, marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, terutama ibadah shalat. Semoga dengan shalat yang rajin dan disiplin, dapat mempertebal mentalitas kita, sehingga akan menjadi seorang yang tahan uji dan militansi. Disamping itu jangan lupa pula untuk selalu melatih kesabaran, semoga dengan dua kekuatan tersebut dapat mengatasi semua persoalan hidup yang kita alami dan insya Allah kita akan terhindar dari penyakit stress.