Oleh
Jasa Fadilah Ginting
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus-menerus sesuai dengan pengamalan peserta didik. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan peserta didik, maka akan semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka. Namun sebagian guru di kelas mengajar dengan cara berceramah dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mengejar target kurikulum yang ada. Jarang ada guru yang menggunakan cara pengajarannya dengan eksplorasi dan eksperimentasi untuk meningkatkan kemampuan anak dengan alasan klise bahwa waktu yang diperlukan sangat terbatas dan materi pelajaran yang perlu diberikan sangat banyak sehingga memunculkan rasa jenuh pada anak didik.
Dengan adanya reformasi pendidikan menuntut adanya cara berpikir dan bertindak yang berbeda dari apa yang telah ada, dengan mengadakan diagnosis secara menyeluruh atau perubahan paradigma dengan pendekatan yang sistematik. Pengalaman yang diperoleh peserta didik dari hasil pemberitahuan orang lain seperti hasil dari penuturan guru, hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan setelah itu dilupakan. Oleh sebab itu, dalam kontek KTSP, membelajarkan tidak cukup hanya dengan memberitahukan akan tetapi mendorong peserta didik untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan peserta didik dari suatu proses pembelajaran, perlu di monitor, diberi komentar, dikritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus-menerus. Melalui proses monitoring yang terus menerus itulah pengalaman belajar peserta didik akan terus disempurnakan hingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan lebih sempurna. Inilah hakekat pembelajaran melalui pengalaman. Untuk memunculkan kreatifitas peserta didik serta dapat melihat hasil karya yang mereka lakukan di kelas ataupun di luar kelas, maka digunakanlah satu bentuk model pembelajaran yakni Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Dengan model ini diharapkan dapat menjawab hal-hal yang diinginkan peserta didik dalam bentuk pengumpulan kreatifitas serta memudahkan penilaian yang oleh guru atau tim juri secara transparan atas berkas yang telah tersusun dalam bundel- bundel setiap anak didik.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PORTOFOLIO
A. Pengertian Portofolio.
Istilah portofolio berasal dari kata kerja ‘potare’ berarti membawa dan kata benda bahasa latin ‘foglio’, yang berarti lembaran atau ‘kertas kerja’. Portofolio tempat berisikan benda pekerjaan, lembaran, nilai dan profesional. Dalam konteks penelitian ini Portofolio adalah koleksi berharga dan berguna berisikan pekerjaan peserta didik yang menceritakan atau menerangkan sejarah prestasi atau pertumbuhan peserta didik. Portofolio umumnya suatu fakta bahwa peserta didik mengumpulkan, menseleksi dan merefleksi penilaiannya (Sharp, 2006:1).
Portofolio merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ‘portfolio’, yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam kemasan berbentuk jilid (bundle) ataupun diarsip dalam file khusus (map) , sedangkan menurut Dasim Budimansyah, bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio dalam dunia pendidikan adalah merupakan sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi peserta didik dalam pendidikannya. Portofolio untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMA dipandang sebagai kumpulan seluruh hasil dan prestasi belajar peserta didik. Dokumen setelah terkumpul lalu diseleksi yang akhirnya membuat refleksi pribadi. Penilaian ini dianggap sebagian peneliti pendidikan adalah penilaian alternatif di dunia modern dan jauh lebih reliable dan valid daripada penilaian baku.
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.
B. Fungsi Portofolio
Portofolio dapat berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran juga sebagai alat penilaian. Asesmen portofolio digunakan juga untuk tujuan penilaian sumatif pada akhir semester atau pada akhir tahun pelajaran. Hasil asesmen portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka raport peserta didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat.
C. Penilaian Portofolio.
Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran dalam waktu tertentu. Melalui hasil karya tersebut guru dapat melihat perkembangan peserta didik baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan penilaian. Hasil karya yang dihasilkan bisa yang dikerjakan di dalam kelas (artifact), atau bisa juga hasil di luar kelas (reproduction). Hasil karya itu kemudian disebut evidence. Melalui evidence, peserta didik dapat mendemonstrasikan untuk kerja kepada orang lain baik tentang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penilaian portofolio memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1. Dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan peserta didik. Artinya melalui penilaian portofolio, informasi yang didapatkan bukan hanya sekedar pengetahuan saja, akan tetapi juga sikap dan keterampilan.
2. Merupakan penilaian yang autentik. Artinya memberikan gambaran nyata tentang kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Melalui dokumen itulah gambaran kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.
3. Merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong peserta didik pada pencapaian yang lebih baik dan lebih sempurna, belajar optimal, tanpa merasa tertekan. Sebab penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan secara terus-menerus. Setiap hasil kerja peserta didik di monitor dan diberi komentar.
4. Penilaian portofolio dapat mendorong para orang tua peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan setiap perkembangan digambarkan melalui hasil peserta didik , dan orang tua dimintai komentarnya.
D. Prinsip-Prinsip Portofolio
Dalam proses belajar secara umum berlaku prinsip kesiapan (readiness), prinsip motivasi (motivation), prinsip persepsi, prinsip tujuan, prinsip perbedaan individual, prinsip transfer dan retensi, prinsip belajar kognitif, prinsip belajar afektif, prinsip belajar psikomotor, serta prinsip evaluasi. Berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif, seperti pembentukan kelompok belajar (group learning) tutorial sejawat (peer learning), belajar madiri (independent learning), dan lain sebagainya yang intinya adalah meningkatkan aktivitas peserta didik untuk belajar dan mengurangi aktivitas guru untuk mengajar, perlu dikembangkan dan ditingkatkan penggunaannya.
1. Prinsip belajar siswa aktif (student active learning).
Aktivitas peserta didik hampir di seluruh proses pembelajaran dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Pada fase pelaporan aktivitas mereka terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi disusun secara sistematis dan disimpan pada sebuah bundel (portofolio seksi dokumentasi). Adapun data dan informasi yang paling penting dan menarik (eyes catching) ditempel pada portopolio seksi penayangan, yaitu papan panel yang terbuat dari kardus bekas atau bahan lain yang tersedia. Setelah portofolio selesai dibuat, dilakukanlah public hearing dalam kegiatan show-case di hadapan dewan juri. Kegiatan ini merupakan puncak penampilan peserta didik di hadapan dewan juri.
2. Kelompok belajar kooperatif (cooperative learning),
Yaitu proses pembelajaran yang berbasis kerjasama antar peserta didik dan antar kelompok lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua peserta didik dan lembaga terkait. Kerja sama antar peserta didik jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu.
3. Pembelajaran Partisipatorik
Model pembelajaran Berbasis Portofolio juga menganut prinsip dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini peserta didik belajar sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah peserta didik belajar hidup berdemokrasi. Mengapa terdapat pelakonan hidup berdemokrasi? Sebab dalam setiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktek hidup berdemokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna bahwa peserta didik dapat menghargai dan menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Pada saat berlangsungnya perdebatan, peserta didik belajar mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan kritik, dengan tetap berkepala dingin. Proses ini mendukung adagium yang menyatakan bahwa “democrascy is not in heredity but learning” (demokrasi itu tidak diwariskan, tetapi dipelajari dan dipahami). Oleh karena itu mengajarkan demokrasi itu harus dalam suasana yang demokrasi dan untuk mendukung kehidupan yang demokratis (teaching democracy in and for democracy). Tujuan ini hanya dapat dicapai dengan sambil melakoni atau dengan kata lain harus menggunakan prinsip belajar partisipatorik.
4. Reactive Teaching.
Untuk menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar peserta didik mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti ini akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan peserta didik tentang kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Demikian juga, guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus punya sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan peserta didik. Jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk menanggulanginya. Ini tipe guru yang reaktif itu.
5. Joyfull Learning.
Model pembelajaran berbasis portofolio menganut prinsip dasar bahwa belajar itu harus dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Melalui model ini para siswa diberi keleluasaan untuk memilih tema belajar yang menarik bagi dirinya. Misalnya kelas yang sedang mempelajari PAI merencanakan membuat proyek belajar, yaitu mengidentifikasi sejumlah masalah aktual yang ada di masyarakat, kemudian memilih salah satu diantaranya untuk bahan kajian kelas. Fase selanjutnya mereka terjun ke masyarakat mencari data dan informasi untuk memecahkan masalah tersebut. Pengalaman terjun ke masyarakat adalah salah satu pengalaman belajar riil yang menyenangkan bagi mereka, disamping melatih sejumlah kompetensi untuk hidup di masyarakat, seperti misalnya memiliki kemampuan melakukan wawancara, melakukan observasi, membuat laporan perjalanan, mampu bergaul dengan masyarakat, menyelami aspirasi mereka, dan sebagainya. Kompetensi-kompetensi tersebut kelak di kemudian hari sangat bermanfaat bagi para peserta didik untuk hidup di masyarakat.
E. Keunggulan Dan Kelemahan Portopolio.
Adapun keunggulan model pembelajaran portofolio ini adalah:
1. Hak otonomi mengajar pada guru dalam mengembangkan kemampuan, kemauan, daya nalar, serta fungsi perannya sebagai fasilitator, mediator, motivator, Dan rekonstruktor pembelajaran di dalam kelas, tukar pendapat, informasi, pengetahuan untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan dengan rekan guru melalui KKG PAI Tkt SD atau MGMP PAI di Tkt SMP.
Adapun Kelemahan model pembelajaran portofolio ini adalah:
1. Kurangnya pengetahuan/daya nalar guru yang bersangkutan, belum diberikannya hak otonomi mengajar sebagai pengembang kurikulum praktis di kelas; dan diperlukan tenaga dan biaya yang cukup besar;
2. Belum terbiasanya pembiasaan jalinan kerjasama kelompok tim peserta didik, dengan kesadaran, karena jika ide atau gagasan terlalu banyak dan tidak dapat dipertemukan, masalah akan sulit dipecahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Portofolio dalam dunia pendidikan adalah merupakan sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi peserta didik dalam pendidikannya. Portofolio untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMA dipandang sebagai kumpulan seluruh hasil dan prestasi belajar peserta didik. Dokumen setelah terkumpul lalu diseleksi yang akhirnya membuat refleksi pribadi.
2. Prinsip dasar pelaksanaan portofolio dengan menggunakan prinsip belajar peserta didik yang berperan aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik dan reactive teaching.
3. Prinsip penilaian portofolio dengan penilaian dan hasil secara berkesinambungan, adil dan penilaian implikasi social belajar para peserta didik.
B. Saran- saran
Dalam pelaksanaan Model pembelajaran Portofolio ini hendaknya:
1. Memberikan hak otonomi mengajar, sehinga guru masih terikat pada keharusan sebagai pelaksanan kurikulum, sedangkan guru harus dapat menjadi pengembang kurikulum praktis di dalam kelas.
2. Guru memiliki kesadaran dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan fungsi perannya serta dukungan moril serta bantuan dana dari pihak sekolah, dan menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, Dasim, Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio, Genesindo, Bandung: 2002
_______, Model Pembelajaran Portofolio PAI, Genesindo, Bandung: 2007.
Salma Prawiradilaga, Dewi, Mozaik Tekhnologi Pendidikan, UNJ, Jakarta: 2008
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, kencana, Jakarta: 2010
Sanjaya, Wina, Kurikulum Dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta: 2010
Karwono, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar, Cerdas Jaya: 2010
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta: 2009
http://Adesanjaya.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-tujuan-penilaian-portofolio.html
http://bp2kbpwidisumut.blogspot.com/2010/02/pengertian-portofolio. html
http://Adesanjaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-portofolio.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar