Kepemimpinan Dan Keorganisasian
Oleh Drs. Jasa Fadilah Ginting, M.Pd,I
Menurut kodrat serta iradatnya bahwa
manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Sejak nabi Adam diciptakan sebagai
manusia pertama dan diturunkan ke bumi.
Dianya ditugasi sebagai khalifah di dunia. Sebagaimana termaktub dalam Al
Qur’an surat Albaqarah ayat 30 yang berbunyi :Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Menurut Bachtiar Surin yang dikutip oleh Maman Ukas
bahwa “Perkataan khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk
menyampaikan atau memimpin sesuatu.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah
dikarunia sifat dan sekaligus tugas sebagai seorang pemimpin. Misalnya menjadi ketua Kelas di Sekolah Dasar.
Atas dasar kesadaran
itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran melalui Pesantren Kilat ditanamkan jiwa pemimpin bagi
santrinya. Keberhasilan seseorang dapat terwujud apabila dia pandai memimpin
dirinya serta orang lain.
A.
Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin
merupakan figur sentral yang dapat mempersatukan kelompok-kelompok untuk dapat
saling berinteraksi dan mengadakan kerjasama untuk pencapaian tujuan
organisasi. Dengan kemampuan yang dimilikinya, akan dengan mudah
mengkolaborasikan keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam suatu
kelompok untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Menurut Siagian (1994), bahwa seseorang
hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila secara genetika telah
memiliki bakat kepemimpinan dan bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan
melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya, serta kemampuan
tersebut dapat ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori
kepemimpinan.
B.
Tipe Pemimpin
Dalam
suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki seseorang yang
dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain sebagai berikut
:
1.
Tipe
Otokratik
Seorang
pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang sebagai
karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam menjalankan
kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan
dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
2.
Tipe
Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan sikap
kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan masyarakat
tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya tipe seperti
ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3.
Tipe
Kharismatik
Karakteristik
yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe
Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5.
Tipe
Demokratik
Pemimpin
yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan
menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani
bukannya ditakuti.
Dari
kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan
kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada organisasi yang
akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran diperlukan tipe
kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan
komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua
anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Jadi,
dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin
harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.
C.
Ciri-ciri
Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik
Sebagai
seorang pemimpin yang mengingikan kemajuan bagi anggota dan organisasi yang
dipimpinnya, hendaknya seorang pemimpin harus memiliki :
1. Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang
dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir
dan bertindak secara generalis.
2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan
organisasi.
3. Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap
yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat
pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan
menemukan hal-hal baru.
4. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak
lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,
melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang
diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan
masalah.
5. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan
inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang
dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang
kuat.
6. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator
dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
7. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi
dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi
penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan
meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
9. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang
semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk
berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam
organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi tersebut.
10. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan
sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci
keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada
kemampuannya bertindak secara objektif.
11. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang
pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan
menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk
mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa
melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup
tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
12. Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen
dan yang Penting
13. Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat
untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.
14. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan
satu sama lain.
15. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan
bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan
langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16. Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai
panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
17. Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan
tanggapan terhadap pendapat orang lain.
18. Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional,
kondisional, temporal dan spatial.
19. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir,
cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang
dianut oleh seseorang.
20. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang
antisipatif dan proaktif.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa untuk efektifitasnya suatu organisasi, seorang pemimpin
hendaknya memiliki ciri tersebut. Selain itu kemampuan dalam berkomunikasi juga
sangat dibutuhkan. Sebab dalam menjalankan suatu organisasi akan terjalin
interaksi antara orang-orang yang berada di dalam maupun diluar organisasi.
Untuk itu hubungan vertikal antara pimpinan dan bawahan dan hubungan
horizontal antara sesama rekan sejawat harus dipelihara diantara keduanya agar
kerjasama dapat berjalan dengan baik.
D.
Penutup
Kepemimpinan
merupakan bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir, namun kepemimpinan
tersebut juga dapat diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman yang telah
dilaluinya. Sedangkan pemimpin adalah orang yang mendapat kepercayaan
untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab tertentu dalam suatu organisasi atau
kelompok. Bagaimana cara seseorang dalam memimpin suatu organisasi tergantung
pada tiga faktor,
yakni: sifat, karakter dan lingkungan disekitarnya. Sebab ke tiga faktor
tersebutlah yang sangat dominan dalam menentukan tipe kepemimpinan seseorang.
Dalam memajukan suatu organisasi ada beberapa ciri-ciri pemimpin yang baik yang
dapat diterapkan oleh seorang pemimpin. Namun yang paling terpenting dalam
menjalankan suatu organisasi adalah kemampuaan manajerial yang harus
dimilikinya agar bawahan dapat melaksanakan dan mau mengerjakan apa yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya sebagai bawahan. Dan idealnya seorang
pemimpin harus mampu melakukan komunikasi yang efektif antara bawahan dan
atasan begitu juga sebaliknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Semarang, Assyifa, 1998
Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Malang: Bumi Aksara,
1994
Syaiful Sagala, Adminstrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2005)
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Pembahasannya),
(Jakarta: raja Grafindo Persada, 1995